Saat lebaran idul Adha, menjaga kesehatan harus tetap dilakukan. Terlebih di hari raya yang menggembirakan ini, kita akan tergoda dengan berbagai menu daging qurban yang seringkali memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi yang bisa meningkatkan kolesterol jika dikonsumsi berlebihan, ditambah lagi daging merah atau daging qurban seringkali diolah dengan menggunakan santan, minyak, dan bumbu berat. Meski memiliki kandungan protein yang tinggi, Namun karena pengolahan daging kurban seringkali menggunakan bahan yang menyebabkan konsumsi daging menjadi tidak sehat, diperlukan 10 tips sehat di bawah ini.
1.Pilihlah bagian daging yang memiliki kandungan lemak lebih rendah
Meski tidak bisa pilih-pilih untuk mendapatkan bagian tertentu saat pembagian daging kurban, namun bisa diusahakan memilih bagian daging yang lebih rendah lemaknya. Pada daging sapi, bagian yang lebih rendah lemaknya itu terdapat sirloin, sengkel, dan has luar. Sedangkan pada daging kambing, usahakan untuk menghindari bagian berlemak seperti pada iga dan perut. Daging merah terutama pada sapi dan kambing memang kaya protein, namun banyak bagian yang memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi yang bisa memicu kolesterol tinggi serta penyumbatan pembuluh darah. Lemak viseral di bagian tertentu seperti pada bagian perut dan iga, dapat memperburuk tekanan darah serta menyebabkan risiko jantung.
Tapi tentu saja ini hanya sekedar rekomendasi, gimana cara pengolahannya tepat dan makannya tidak berlebihan, Kamu diperbolehkan mengonsumsi bagian manapun terlebih jika mendapatkan bagian daging kurban.
2. Masak daging qurban dengan cara yang lebih sehat
Daging sapi atau daging kambing merupakan sumber protein yang baik bagi tubuh, terlebih jika cara pengolahannya tepat. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih maksimal, olahlah daging sapi atau daging kambing dengan cara dipanggang, dikukus, atau dengan direbus. Memasak dengan menggoreng atau menyantan seringkali meningkatkan kandungan lemak trans serta kalori, sedangkan cara pengolahan dengan direbus, dipanggang, atau dikukus bisa mengurangi minyak berlebih serta mempertahankan nutrisi (Harvard Health “metode memasak mempengaruhi profil gizi makanan”).
Meski olahan daging qurban dengan menggunakan santan atau dengan cara digoreng lebih menggoda, namun demi mendapatkan olahan daging qurban yang lebih sehat tentunya mengolah daging kurban dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang menjadi sebuah pilihan yang bijak. Jika ingin membuat sate, sebaiknya hindari mengoleskan margarin serta membatasi penggunaan kecap manis.
3. Sayur dan buah dijadikan penyeimbang
Kandungan serat dalam sayur dan buah bisa membantu dalam menetralkan kolesterol serta melancarkan pencernaan, bukan hanya itu saja sayur dan buah juga memiliki kandungan vitamin C serta antioksidan yang bisa membantu dalam menetralisir efek dari daging yang tinggi lemak. Serat yang terdapat dalam sayur bisa membantu dalam melancarkan pencernaan, mencegah terjadinya sembelit, serta bisa membantu menurunkan kolesterol.
Bagaimana dengan menu olahan dari sayur? Seperti misalkan asem-asem atau sayur bening? Bisakah membantu menyeimbangkan menu makan daging merah? Jawabannya bukan karena sayur bening atau urap atau olahan dari sayur itu tidak sehat, justru olahan keduanya sangat sehat. Hanya saja saat idul Adha pola makan daging yang mengandung tinggi lemak, mengonsumsi olahan dari sayur tidak direkomendasikan karena kandungan serat larut dan tak larutnya rendah alias menu ini terlalu ringan. Jadi jika disajikan dengan daging merah, serat yang terdapat dalam sayuran olahan cenderung kurang efektif dalam menyeimbangkan. Serat padat yang terdapat pada sayur utuh lebih direkomendasikan.
4. Selalu minum air putih yang cukup
Kadang setelah makan gurih atau asin, memang lebih nikmat jika meminum minuman yang manis, seperti sirup, teh manis, atau soda. Namun hindari kegiatan yang satu ini, karena bisa memperparah efek dari makanan yang memiliki kandungan tinggi kolesterol. Minumlah air putih yang bisa membantu metabolisme lemak serta protein, selain itu air putih juga bisa membantu dalam mencegah dehidrasi yang diakibatkan konsumsi garam yang tinggi dari menu yang disajikan.
5. Makan secukupnya, jangan berlebihan
Segala yang berlebihan itu tidak menyehatkan, termasuk makan berlebihan. Di saat perut kenyang berlebih, maka di situ lambung akan meregang yang bisa menimbulkan rasa begah mual hingga pada akhirnya asam lambung akan naik. Harvard Medical School juga menyebutkan bahwa makanan perlahan bisa membantu dalam mengontrol asupan kalori. Sebagai informasi, otak membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk menyadari bahwa kita kenyang. Jadi kalau kalian merasa lapar padahal baru saja makan,. Cobalah tunggu selama 20 menit.
6. Batasi penggunaan garam serta bumbu instan
Saat ini bumbu instan menjadi pilihan yang praktis untuk mengolah berbagai menu makanan, seperti mengolah daging qurban. Namun sayangnya bumbu instan memiliki kandungan MSG yang dan natrium yang tinggi, kandungan yang di mana saat dikonsumsi berlebih bisa memicu darah tinggi. Penggunaan garam yang berlebih juga bisa memperparah rasa haus serta membuat tubuh menahan air. BPOM menyarankan untuk mengkonsumsi garam maksimal 1 sendok teh per harinya.
7. Jangan tidur setelah makan
Setelah makan terbitlah mengantuk, tapi tahan jangan sampai kalian langsung tidur saat merasakan ngantuk setelah makan. Saat tidur dalam keadaan perut penuh alias kenyang, bisa menimbulkan asam lambung naik alias GERD, kembung, dan tentunya membuat perut tidak nyaman. Agar terhindar dari risiko tersebut, beri jarak 2 sampai 3 jam sebelum mulai tidur karena hal ini membantu sistem pencernaan bekerja secara maksimal. Mayo Clinic menyebutkan bahwa posisi tidur setelah makan bisa memperburuk refluks asam (GERD kronis yang mana asam lambung sudah naik ke kerongkongan/esofagus).
8. Cobalah melakukan aktivitas fisik ringan
Makan daging bisa menimbulkan energi yang tinggi, jika tidak dibakar maka energi tersebut bisa jadi lemak cadangan yang membuat tubuh semakin melebar. Tidak perlu melakukan aktivitas seperti olahraga berat, cukup dengan melakukan jalan kaki bisa membantu dalam menurunkan gula darah dan juga mengaktifkan sistem metabolisme. CDC menyebutkan bahwa aktivitas ringan yang dilakukan selama 30 menit sehari bisa membantu dalam mencegah penyakit metabolik.
9. Cobalah mengatur nafsu dan tidak mengikuti rasa lapar
Lebaran idul Adha merupakan hari yang menggoda dengan berbagai menu yang pastinya membuat mata selalu lapar, mengambil semua menu yang tersedia yang pada akhirnya tidak termakan atau membuat perut kenyang berlebih. Mengendalikan nafsu makan saat idul Adha sangat penting karena merupakan bagian dari gaya hidup yang sehat serta spiritualitas, dalam Islam juga tidak memperbolehkan selalu mengikuti kata nafsu dan harus mengendalikan nafsu termasuk nafsu ingin terus makan.
10. Berbagilah dengan orang lain
Idul Adha sangat identik dengan momen berbagi, bukan hanya sekedar menumpuk persediaan jatah daging qurban hingga berminggu-minggu. Jika memiliki kelebihan daging, cobalah berbagi dengan yang belum mendapatkan karena pasti ada saja beberapa orang yang tidak mendapatkan jatah. Biasanya perantau seringkali tidak mendapatkan jatah daging qurban, jadi usahakan berbagi dengan mereka. Seperti saya contohnya, setiap qurban tidak mendapatkan jatah dari tempat tinggal 😅 (just kidding, biasanya saya mendapatkan jatah dari tempat kerja).
Itulah 10 tips saat idul Adha tiba, momen kebahagiaan bagi setiap orang terlebih bagi mereka yang melakukan puasa Dzulhijjah 10 hari penuh. Bisa menikmati beragam menu lezat dari olahan daging, sambil bercanda dengan keluarga dan kerabat. Bagaimana dengan perantau? Apa yang kalian lakukan saat hari raya qurban?
Image by 지원 이 from Pixabay

Komentar
Posting Komentar