Healing setelah melakukan pekerjaan padat setiap hari ternyata memang dibutuhkan, secara ilmiah maupun psikologis manusia sangat membutuhkan healing. Healing sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara berdasarkan kebutuhan, berikut ini ada 7 jenis healing yang bisa kembali merefresh otak dan juga alasan ilmiah yang mendukung terkait hal itu:
1. Digital Detox
Seperti yang bisa ditebak, digital detox merupakan healing di mana seseorang berada jauh dari smartphone dan juga media sosial selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Tentu saja ada banyak manfaat yang bisa didapat dengan melakukan healing jenis ini, seperti pengurangan over stimulasi otak, membantu agar tidur lebih berkualitas, serta bisa memulihkan perhatian dan konsentrasi.
Sebuah penelitian dari University of pennsylvania (2018), menunjukkan bahwasanya mengurangi penggunaan media sosial bisa secara signifikan juga mengurangi kecemasan dan depresi. Selain itu, digital detox atau puasa teknologi juga bisa membantu bagian default mode network yang ada di otak beristirahat (yakni sebuah bagian otak yang aktif saat pikiran melakukan pengembaraan).
2. Healing alam
Sebuah studi yang dilakukan oleh Environmental Health and Preventive Medicine (2010) menyatakan bahwa berada di alam selama 20 menit bisa menurunkan tekanan darah serta meningkatkan suasana hati, National Institute of Health (NIH) juga menyebutkan bahwasannya paparan alam bisa membantu otak beristirahat dari overstimulation digital dan juga kota.
Jenis healing yang satu ini bisa dilakukan dengan sangat mudah mulai dari berjalan santai di taman, piknik di alam terbuka juga termasuk healing alam, melakukan camping, atau bisa juga hiking ringan. Ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan dengan melakukan healing alam mulai dari menurunkan hormon stres, meningkatkan fokus serta mood, dan juga merangsang gelombang otak alfa yang menenangkan.
3. Aktivitas kreatif
Jika tidak bisa diam dan senang melakukan aktivitas, jenis healing aktivitas kreatif juga bisa dilakukan seperti melakukan melukis, menggambar, atau bahkan bermain musik, dan membuat kerajinan tangan. Berbagai aktivitas kreatif ini sangat bermanfaat dalam mengaktifkan bagian otak yang jarang digunakan, bahkan mampu menurunkan tekanan mental, serta melepaskan hormon dopamin (hormon yang bisa membuat orang merasa senang).
Dr. Cathy Malchiodi yang merupakan ahli terapi seni mengatakan bahwasanya aktivitas seni bisa mengaktifkan bagian otak yang mana bertanggung jawab atas reward dan relaksasi, selain itu sebuah studi dari American Art Therapy Association juga menunjukkan bahwasanya hanya dengan 45 menit membuat karya seni mampu secara nyata menurunkan kadar hormon stress.
4. Liburan singkat
Melakukan liburan singkat atau staycation di tempat baru ternyata juga bisa menjadi bentuk healing. Liburan singkat sangat bermanfaat dalam mengubah suasana hati secara instan, membantu melihat masalah tentunya dengan perspektif berbeda, dan juga bisa melakukan stimulasi baru kepada otak. Kamu bisa melakukan liburan singkat seperti menginap semalam, pergi ke pantai, atau pegunungan.
Dr. Jeroen Nawijn yang merupakan peneliti kebahagiaan dari Breda University mengemukakan bahwa perencanaan serta pengalaman liburan bisa meningkatkan kesejahteraan secara psikologis baik sebelum maupun sesudah melakukan perjalanan.
5. Meditasi
Jika malas keluar dari rumah, healing juga bisa dilakukan di dalam rumah dengan melakukan meditasi seperti meditasi body scan, yoga ringan, atau meditasi pernafasan. Tentu saja ada banyak manfaat, mulai dari menurunkan aktivitas di bagian otak yang seringkali terlibat dengan kekhawatiran, mampu meningkatkan kualitas tidur dan juga fokus, serta bisa memberikan ketenangan secara batin.
Ada banyak studi yang menyatakan bahwa meditasi bisa mengubah struktur otak menjadi lebih adaptif terhadap stres, salah satunya yang dilakukan oleh Harvard Medical School (2011) yang menunjukkan bahwasanya meditasi rutin yang dilakukan selama 8 minggu bisa mengubah struktur otak seperti meningkatkan ketebalan korteks prefrontal (bagian pengendali emosi dan perencanaan) serta bisa mengecilkan bagian amigdala (bagian pusat ketakutan dan stress).
6. Koneksi sosial berkualitas
Menjalin koneksi sosial yang berkualitas juga bisa menjadi healing, contohnya nongkrong santai bersama dengan keluarga, sahabat, atau teman, melakukan deep talk, curhat, ataupun sejenisnya. Manfaat jenis healing yang satu ini yakni bisa merangsang hormon oksitosis, mengurangi perasaan kesepian, dan juga bisa memberi rasa aman serta dimengerti. Interaksi sosial bisa melepaskan oksitosin, yaitu bagian hormon yang menenangkan dan mengurangi ketegangan mental.
Sebuah studi longitudinal yang dilakukan selama 80+ tahun oleh Harvard Study of Adult Development, menyimpulkan bahwasanya kualitas hubungan sosial lebih bisa menentukan kebahagiaan serta kesehatan otak dibandingkan status ataupun kekayaan.
7. Menulis ekspresif
Bagi yang suka menulis dan mendapatkan pendapatan dari kegiatan ini, ternyata menulis juga bisa menjadi salah satu bentuk healing. Namun jenis tulisan yang ditulis tentunya berbeda, jenis healing menulis yang satu ini lebih kepada menulis perasaan, rasa syukur, pengalaman pribadi, atau refleksi harian. Manfaatnya yakni bisa meringankan beban mental, memperkuat regulasi emosi, serta meningkatkan kesadaran diri atau self awareness.
Seorang profesor psikologi dari University of Texas bernama Dr. James Pennebaker menyatakan bahwasanya menulis ekspresif bisa membantu dalam mengatur emosi, melepaskan trauma, dan juga bisa memperbaiki fungsi sistem kekebalan dalam tubuh.
Ternyata healing tidak harus melakukan liburan mahal ke luar negeri atau identik dengan berpergian, tapi ada banyak jenis healing yang sebenarnya bisa dilakukan di rumah. Healing yang dimaksudkan adalah pemulihan emosional serta mental yang konsisten dan sadar, karenanya kegiatan healing ini bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan baik harian, mingguan, ataupun bulanan atau musiman. Baca juga artikel serupa “5 kebiasaan sehari-hari agar mental tetap sehat dan terhindar dari stress”.
Image by 李磊瑜伽 from Pixabay

Komentar
Posting Komentar